Ketika saya sedang menonton TV, kebetulan acaranya Golden
Ways Mario Teguh. Dari tontonan itu ada sebuah ungkapan yang menarik bagi saya.
“Terkadang kita sendiri yang menutup pintu rejeki, sehingga rejeki kita menjadi
seret”. Kurang lebih itulah ungkapan yang sempat membuat saya termenung. Walaupun ada penjelasan dari Bapak Mario
Teguh, namun saya tidak menyimak dengan baik. Saya tenggelam dalam pemikiran
saya sendiri.
Lama saya memikirkan ungkapan tersebut, sampai suatu ketika
saya ingat dengan sebuah peristiwa yang belum lama ini terjadi. Peristiwanya
tidak istimewa. Peristiwa yang mungkin terjadi pada banyak orang. Ketika itu
saya bermaksud mau memfoto kopi berkas yang dibutuhkan oleh istri saya. Lalu
sambil pulang kerja, mampirlah saya ke salah satu tempat foto kopi. Ketika itu
sang pemilik sedang sibuk memfoto kopi. Saya berfikir apa salahnya saya
menunggu sebentar. Setelah selesai dengan beberapa lembar yang pertama, sang
pemilik foto kopi kemudian mengambil lagi berkas yang berikutnya untuk di foto
kopi, tanpa sedikitpun menaruh perhatian kepada saya yang sudah memegang berkas
lumayan banyak. Dia tetap asik melanjutkan foto kopinya dan sayapun tetap
dicuekin . Akhirnya, karena saya tidak ditanggapi, saya akhirnya pergi dari
situ dan pergi ke tempat foto kopi yang lain yang kurang lebih berjarak 200an
meter dari tempat saya semula.
Setelah saya hubungkan dengan ungkapan yang di keluarkan
Bapak Mari Teguh, saya langsung mengerti makna ungkapan tersebut. Dari peritiwa
tersebut dapat dilihat dengan jelas bagaimana sikap yang ditunjukkan oleh sang
pemilik foto kopi. Tanpa disadari oleh dirinya, sebenarnya dia telah menutup
pintu rejekinya yang sempat datang tersebut, dalam hal ini tentunya kalo saya
jadi memfoto kopi kepadanya, bukankah itu sebuah rejeki, karena pasti saya akan
mengeluarkan beberapa rupiah sebagai jasanya. Tetapi yang terjadi justru
sebaliknya, sikap cueknya dalam melayani pemakai jasanya bisa menjadi sandungan
untuk mendapatkan rejeki.
Memang ini sebuah peristiwa kecil. Tetapi kalau ini terus terjadi, bukankah itu akan menjadi persoalan yang lebih besar. Untuk itu tidak ada salahnya kita belajar dari peristiwa tersebut. Untuk mendapatkan rejeki dengan mudah, seseoarang harus membuka pintu-pintu yang kecil tersebut, yaitu pintu-pintu kecil yang menghalangi datangnya rejeki kepada kita. Buatlah pintu yang kecil ini terbuka semakin banyak dengan menjadi seorang pribadi yang baik dimata Tuhan. Bangunlah diri kita menjadi pribadi yang berharga dihadapan Tuhan dan juga sesama, sehingga Tuhan akan percaya kepada kita. Dan kalau kita yakin dan percaya, pasti Tuhan juga akan memudahkan rejeki buat kita.