Rabu, 21 September 2016

Apakah Tuhan Ada?

Sumber gambar :
https://kabarmisionaris.com
Cerita berikut saya sadur dari Buku Kasih Edisi September 2016, yang merupakan buku renungan harian Katolik.

Suatu hari Andi datang kepada seorang tukang cukur untuk merapikan rambutnya. Sambil membiarkan tukang cukur melakukan aksinya, Andi membuka dan mulai membaca Alkitab yang dibawanya. Melihat Andi memegang sebuah Alkitab, tukang cukurpun mulai berceloteh dengan mengatakan bahwa ia tidak percaya kalau Tuhan itu ada. Buktinya, begitu banyak kejahatan, penderitaan dan tragedi yang terjadi. Kalau Tuhan itu ada, seharusnya semua itu tidak terjadi. Mungkin karena takut rambutnya menjadi korban, Andi memilih diam dan hanya mendengarkan celotehan tukang cukur. Setelah selesai, iapun membayar dan pergi.

Namun tak lama berselang, Andi masuk lagi sambil berteriak, “Saya tidak percaya kalau tukang cukur itu ada!” Tukang cukur terlihat heran, lalu menjawab sambil tertawa, “Loh, bukankah saya yang baru saja yang mencukur rambutmu?” “Kalau tukang cukur itu ada, mengapa diluar sana ada begitu banyak orang yang rambutnya berantakan dan tidak terurus?” kata Andi. Tukang cukurpun tak mau kalah menjawab, “Itu karena mereka tidak mau datang kepada saya untuk dirapikan rambutnya.” Andi menjawab dengan tersenyum, “Itu dia jawabannya. Banyak orang yang menderita dan mengalami kesusahan karena mereka tidak datang kepada Tuhan.”

Tidak sedikit orang yang juga mempertanyakan, apakah Tuhan itu ada? Cerita di atas mungkin bisa memberikan gambaran secara sederhana, walaupun tidak secara keseluruhan. Namun demikian, di dalam hati kecil kita, terkadang kita tidak bisa memungkiri keberadaan Tuhan. Tuhan selalu hadir untuk kita, namun terkadang justru kita yang menolaknya, bahkan membuangnya.

Hal yang lebih penting untuk kita pahami adalah Tuhan tidak akan pernah memberikan hal buruk bagi manusia. Tuhan selalu memberikan segala sesuatu kepada kita itu “baik adanya”. Sekarang tinggal kita sebagai manusia, apakah akan menerima tawaran yang “baik adanya” itu atau tidak. Terkadang kita tidak bisa melihat tawaran yang datangnya dari Tuhan. Bahkan “mata hati” kita juga tidak bisa menangkap hal tersebut. Maka, agar kita bisa melihat tawaran yang asalnya dari Tuhan dan “baik adanya”, mau tidak mau, kita harus dekat dengan Tuhan dan untuk dekat dengan Tuhan, maka kita harus datang kepada Tuhan.

Semoga renungan sederhana ini dapat mencerahkan hidup kita.

 
Design by Free Themes | Bloggerized by Krist - Premium Blogger Themes | God Bless U