Rabu, 14 Juli 2010

Cinta dari Dapur



Terima kasih, Mim....

Sepenggal kalimat iitu bagai seteguk air pelepas dahagaku setelah sehari penuh aku bergelut dengan pekerjaan rumah dan penatnya kelas. Belum tahu untuk bagian yang mana ucapan terima kasih itu, suamiku memeluk dan menciumku. "Sayurnya tadi enak lho, Mim...oo, baru aku tahu bahwa rasa terima kasih itu sebagai tanda bahwa Pip menyukai masakanku hari ini, hanya sayur oseng kacang panjang dan lele goreng.

Memang entah sudah beberapa waktu aku boleh dibilang jarang sekali meluangkan waktuku dengan memasak untuk keluarga. Selain waktu yg amat terbatas, aku juga harus membagi waktu untuk padatnya pekerjaan sekolah. Paling2 aku cuma mampir di warung masakan cepat saji untuk sekedar membeli makanan untuk kami sekeluarga. Dan boleh dibilang, itu hampir setiap hari. Pernah suamiku komplain karena aku jarang sekali memasak. Dia bilang klau masakan di warung membosankan, menunya cuma itu-itu saja, dan akhirnya kadang membuat makan pun kurang berselera. Entah kebetulan atau bagaimana, anakku pun biasanya makan kurang begitu lahap, kecuali aku yg memasakkan khusus untuknya.

Memasak, adalah pekerjaan yg mau ga mau, suka ga suka merupakan tanggungjawab seorang ibu rumah tangga. Kelihatan sepele memang, tapi berpengaruh luar biasa untuk keluarga. tak ada salahnya meluangkan sedikit waktu kita untuk ke dapur di tengah segala kesibukan kita, dan memberikan banyak cinta kita lewat masakan yg kita masak. Rasa cinta bisa tumbuh melalui apa saja. rasa cinta dan saling menghargai jauh lebih penting di dalam membina keluarga. Sebuah ungkapan "Terima kasih" pun sudah cukup menggambarkan betapa besar rasa cinta yg bisa kita terima lewat keluarga, dan betapa besar kita dicintai dan dihargai oleh keluarga.

Terima kasih kembali, Pip....

 
Design by Free Themes | Bloggerized by Krist - Premium Blogger Themes | God Bless U